Senin, 30 November 2015

Hidup Dan Kehidupan

                Bantul, 30 November 2015
Kapan pun, dimana pun di tempat kita berada semuanya tetap sama. Karena bagaimanapun kita hanya sebatas manusia. Tak sempurna dan memiliki batas. 
          Biasa jika kita berada dalam titik yang menjadi gunjingan, hinaan dan cacian orang. Kita memang hidup dalam lingkup sosial yang tak bisa lepas dari kritik dan saran orang lain karena, kita memang dilahirkan menjadi manusia sosial. Inilah hakikat kita yang tak bisa kita pungkiri apalagi kita hindari. 
          Tak perlu kita terbebani dengan kata - kata orang yang terkadang tak sengaja melukai hati kita. Biarlah mereka merajut kata sesuka hati mereka. Toh, semuanya memiliki resiko dan tanggung jawab yang akan mereka tanggung sendiri. 
            Aku berusaha menutup telinga, melupakan kata – kata pedas yang dengan mudah terlontar dari mulut mereka. Aku yakin semuanya ada hikmahnya. Ambil saja sisi positifnya setidaknya, apa yang mereka bicarakan tak benar adanya. Apa yang mereka gunjingkan tak pernah benar dengan realitanya. Sabar dan iklas adalah kunci terbaik untuk menghadapi mereka.          
        Aku percaya Tuhan tau siapa yang salah dan siapa yang benar. Semoga Tuhan selalu ada disisiku.                                                                                          Ara_4147alry_RR

Minggu, 15 November 2015

Naluri

          Bantul, 15 November 2015
Anganku yang sampai saat ini tak mau pergi dari bayanganku hanya dengan satu alasan kuat yaitu naluriku bersamamu.

          Aku, hatiku, dan pikiranku masih saja mematung di tempat yang sama dan juga untuk orang yang sama. Meski disini aku hanya diam tanpa senyum dan kata yang berarti. Aku hanya bisa menatapmu tanpa arti. Kosong dan hampa yang terlukis dibalik sorot mataku. Hanya itu yang mampu tersirat dimata dan hatiku saat ini.
          Aku hanya mampu diam tanpa air mata. Bisakah kamu mengerti aku diam disini bukan berarti rasaku sudah hilang, rasaku sudah mati. Perlu kamu tau aku mengawasimu dalam diam. Memastikan kamu tak pergi melangkah semakin jauh. Tak ingin kamu jatuh bersama arah jalan yang kamu tapaki. Karena aku tau dia bukan jalan yang terbaik untukmu.
          Jika Tuhan ingin membawa dia menuju jalan-Nya, kumohon jangan korbankan perasaanku dibalik langkah itu. Hatiku masih bisa tenang, senyumku masih mengembang. Karena arah hatimu tak searah dengan arah hatinya. Tapi terkadang aku takut jika saja arah hatinya kembali berbalik arah mengikuti  arah jalanmu. Jujur saja aku tak bisa melepasmu untuk selamanya, karena selamanya hatiku hanya untuk mu, nuraniku hanya menulis namamu.
          Sampai sekarang kataku tak mampu melukiskan arti kata hati. Kata ini hanya mampu membisikkan kata – kata semu dibalik desir angin yang menerpa wajahmu. Entah sampai kapan aku harus menyimpan kata ini jauh dibalik lubuk hatiku. Tapi, aku percaya suatu saat nanti kamu akan tau apa yang kutulis dan apa yang kurasakan.

Ara_4147alry_RR

Diambang Batas

            Bantul, 13 November 2015
Tuhan tak pernah memberi batas atas waktu, kesempatan, keiklasan, dan kesabaran.

          Bagaimanapun aku  hanya makhluk lemah yang memiliki ruang diantara waktu, yang kadang lengah saat bertemu kesempatan, dan kadang juga terselip rasa enggan dibalik keiklasan. Selamanya aku tetap manusia yang Engkau anugrahkan kesabaran tanpa batas yang bisa kuperhitungkan.
          Dengan kata yang kucoba untuk  kuredam dan amarah yang meronta ingin kulepaskan aku berusaha sabar, menghadapi tingkah kalian yang kadang terlihat pura – pura acuh dan seperti anak – anak. Meski aku juga terkadang melakukan apa yang kalian lakukan. Bisakah kalian mengerti, bisakah kalian peka dengan apa yang terjadi dilingkungan kalian ?!
          Apa yang kukatakan bukan berarti aku membantu kalian bukan karena keiklasan. Apa yang kutulis saat ini bukan berarti apa yang kulakukan untuk kalian bukan karena ketulusan. Jujur dalam lubuk hatiku, aku melakukan ini karena teman. Tapi, bisakah kalian juga bisa mengerti apa maksudku ?? Tapi nyatanya reaksi yang kalian berikan seolah – olah aku bukan seoraang teman tapi seorang pembantu.
          Aku memang iklas bahkan sangat iklas tapi, jangan kalian lepas dan lupakan tanggung jawab kalian seolah  olah tanpa beban. Aku juga punya kesibukan dan cita – cita sama seperti kalian. Disini kita saling bekerjasama bukan saling memanfaatkan.
          Aku menganggap kalian sebagai teman, sahabat bahkan saudara. Aku harap kalian juga mengerti dengan apa yang ingin kumengerti biar aku juga bisa mengerti dengan apa yang seharusnya kumengerti.

Ara_4147alry_RR