Rabu, 03 Februari 2016

Setitik Rindu Dari Masa Lalu

                Bantul. 03 Februari 2016
Inilah manusia. Yang suka menutup mata, hati, dan telinga. Ketika mata menaut satu tatap, ketika telinga menangkap satu nada, dan ketika hati menangkap naluri.
            Aku masih saja sama. Melihat yang jauh dan melupakan yang dekat yang ada disampingku. Mengingat masa lalu dan selalu menatap masa depan. Tapi, bukankah aku sekarang hidup di masa ini, bukan besok dan yang kemarin sudah hilang. Seharusnya aku sadar dari awal dan berusaha menghindar dari penyesalan. Namun, sia – sia. Itulah nafsuku.
          Sekarang aku terjerumus. Semuanya hanya mampu menatap bisu. Aku bingung dalam rasa sesal yang terus menghantuiku. Aku merindukanmu. Dimana kamu ? Dimana letak takdirmu ? Biar kucari dan kudatangi !! Aku lelah saat menunggu menantimu datang kembali. Selalu berharap semuanya akan kembali seperti dulu. Seperti saat sayang itu masih menjadi milikku, saat senyum itu masih terlontar hanya untukku. Namun, sekarang segala rasa mu bukan lagi untukku. Aku hanya menjadi manusia bodoh yang selalu merindukanmu !!

Ara_4147al_RR

Jumat, 11 Desember 2015

Doa dan Harapan

                Bantul, 10 Desember 2015
Tak perlu menjerit untuk didengar. Tak harus merintih agar diperhatikan. Karena Dia mampu mengerti tanpa harus dimengerti. Karena Dia mampu memberi tanpa ada yang mengerti.
          Ada waktu dimana kita menginginkan sesuatu terlalu kuat tapi, hanya sebatas harapan yang kita dapatkan. Namun, ada juga kalanya saat kita hanya mengucapkannya tak sengaja mak, kita mendapatkan apa yang kita inginkan.
          Tuhan mengerti apa yang kita inginkan, apa yang kita butuhkan dan apa yang kita harapkan. Meski kita hanya mampu mengucapnya dalam bisik.
          Tuhan tak pernah menutup mata, hati dan telinganya. Melepas tanggung jawab terhadap umat – umatnya. Tuhan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi mereka tanpa harus memandang status atau derajatnya.
          Semua yang kita harapkan dan inginkan meski masih dalam angan bukan berarti lebur tanpa harapan. Semuanya Cuma butuh waktu untuk diwujudkan. Kita hanya perlu percaya, akan kehendak dan takdirnya.

Ara_4147alry_RR

Senin, 30 November 2015

Hidup Dan Kehidupan

                Bantul, 30 November 2015
Kapan pun, dimana pun di tempat kita berada semuanya tetap sama. Karena bagaimanapun kita hanya sebatas manusia. Tak sempurna dan memiliki batas. 
          Biasa jika kita berada dalam titik yang menjadi gunjingan, hinaan dan cacian orang. Kita memang hidup dalam lingkup sosial yang tak bisa lepas dari kritik dan saran orang lain karena, kita memang dilahirkan menjadi manusia sosial. Inilah hakikat kita yang tak bisa kita pungkiri apalagi kita hindari. 
          Tak perlu kita terbebani dengan kata - kata orang yang terkadang tak sengaja melukai hati kita. Biarlah mereka merajut kata sesuka hati mereka. Toh, semuanya memiliki resiko dan tanggung jawab yang akan mereka tanggung sendiri. 
            Aku berusaha menutup telinga, melupakan kata – kata pedas yang dengan mudah terlontar dari mulut mereka. Aku yakin semuanya ada hikmahnya. Ambil saja sisi positifnya setidaknya, apa yang mereka bicarakan tak benar adanya. Apa yang mereka gunjingkan tak pernah benar dengan realitanya. Sabar dan iklas adalah kunci terbaik untuk menghadapi mereka.          
        Aku percaya Tuhan tau siapa yang salah dan siapa yang benar. Semoga Tuhan selalu ada disisiku.                                                                                          Ara_4147alry_RR

Minggu, 15 November 2015

Naluri

          Bantul, 15 November 2015
Anganku yang sampai saat ini tak mau pergi dari bayanganku hanya dengan satu alasan kuat yaitu naluriku bersamamu.

          Aku, hatiku, dan pikiranku masih saja mematung di tempat yang sama dan juga untuk orang yang sama. Meski disini aku hanya diam tanpa senyum dan kata yang berarti. Aku hanya bisa menatapmu tanpa arti. Kosong dan hampa yang terlukis dibalik sorot mataku. Hanya itu yang mampu tersirat dimata dan hatiku saat ini.
          Aku hanya mampu diam tanpa air mata. Bisakah kamu mengerti aku diam disini bukan berarti rasaku sudah hilang, rasaku sudah mati. Perlu kamu tau aku mengawasimu dalam diam. Memastikan kamu tak pergi melangkah semakin jauh. Tak ingin kamu jatuh bersama arah jalan yang kamu tapaki. Karena aku tau dia bukan jalan yang terbaik untukmu.
          Jika Tuhan ingin membawa dia menuju jalan-Nya, kumohon jangan korbankan perasaanku dibalik langkah itu. Hatiku masih bisa tenang, senyumku masih mengembang. Karena arah hatimu tak searah dengan arah hatinya. Tapi terkadang aku takut jika saja arah hatinya kembali berbalik arah mengikuti  arah jalanmu. Jujur saja aku tak bisa melepasmu untuk selamanya, karena selamanya hatiku hanya untuk mu, nuraniku hanya menulis namamu.
          Sampai sekarang kataku tak mampu melukiskan arti kata hati. Kata ini hanya mampu membisikkan kata – kata semu dibalik desir angin yang menerpa wajahmu. Entah sampai kapan aku harus menyimpan kata ini jauh dibalik lubuk hatiku. Tapi, aku percaya suatu saat nanti kamu akan tau apa yang kutulis dan apa yang kurasakan.

Ara_4147alry_RR

Diambang Batas

            Bantul, 13 November 2015
Tuhan tak pernah memberi batas atas waktu, kesempatan, keiklasan, dan kesabaran.

          Bagaimanapun aku  hanya makhluk lemah yang memiliki ruang diantara waktu, yang kadang lengah saat bertemu kesempatan, dan kadang juga terselip rasa enggan dibalik keiklasan. Selamanya aku tetap manusia yang Engkau anugrahkan kesabaran tanpa batas yang bisa kuperhitungkan.
          Dengan kata yang kucoba untuk  kuredam dan amarah yang meronta ingin kulepaskan aku berusaha sabar, menghadapi tingkah kalian yang kadang terlihat pura – pura acuh dan seperti anak – anak. Meski aku juga terkadang melakukan apa yang kalian lakukan. Bisakah kalian mengerti, bisakah kalian peka dengan apa yang terjadi dilingkungan kalian ?!
          Apa yang kukatakan bukan berarti aku membantu kalian bukan karena keiklasan. Apa yang kutulis saat ini bukan berarti apa yang kulakukan untuk kalian bukan karena ketulusan. Jujur dalam lubuk hatiku, aku melakukan ini karena teman. Tapi, bisakah kalian juga bisa mengerti apa maksudku ?? Tapi nyatanya reaksi yang kalian berikan seolah – olah aku bukan seoraang teman tapi seorang pembantu.
          Aku memang iklas bahkan sangat iklas tapi, jangan kalian lepas dan lupakan tanggung jawab kalian seolah  olah tanpa beban. Aku juga punya kesibukan dan cita – cita sama seperti kalian. Disini kita saling bekerjasama bukan saling memanfaatkan.
          Aku menganggap kalian sebagai teman, sahabat bahkan saudara. Aku harap kalian juga mengerti dengan apa yang ingin kumengerti biar aku juga bisa mengerti dengan apa yang seharusnya kumengerti.

Ara_4147alry_RR

Sabtu, 24 Oktober 2015

Renung

Untuk mencapai sesuatu yang dibutuhkan bukan hanya semangat yang membara dalam jiwa tapi, juga tekad yang tetap berdiri teguh meskipun banyak rintangan yang menghadang disetiap jalan.

          Saat niat hanya mampu terucap dalam hati dan terbayang dalam pikiran. Aku hanya mampu berharap bisa mencapai tanpa melukai dan memaksa hati orang lain untuk mau mengikuti.
          Sebenarnya aku mau tapi tekad ini kian lama kian menghilang bersama angin waktu tanpa dukungan. Sungguh aku menaruh harapan besar dalam niat ini. Dalam benakku langkah ini adalah langkah awal penyelamat dalam masa depanku.
          Usaha tak usah lagi ditanyakan. Semangat dalam diri ini sangat kuat untuk mendorong usaha yang kulakukan. Aku berpikir bukan hanya untuk diriku sendiri namun juga untuk orang lain. Bukan hanya itu,rasa empati dalam diri tak disangka mampu membuka jalan pikiran lebih maju dan memperluass wawasan.
          Namun, tak hanya ini yang kubutuhkan tekad dan dukungan dari luar adalah penyemangat utama yang mampu membakar tekad dalam diri. Aku berusaha meyakinkan dan berharap kalian mampu memahami setiap pemikiran dalam benakku.
          Tuhan, bantu aku untuk mewujudkan mimpi. Karena ku tau jalan takkan terbuka  jika ini tanpa ridho-Mu. Tuntunlah aku menuju jembatan emas-Mu 

Ara_4147alry_RR

Jumat, 23 Oktober 2015

Rasaku Bukan Rasamu

Bantul, 22 Oktober 2015

Karena aku mencintai bukan dicintai. Yang selalu menjadi seseorang yang ingin dianggap dan hanya mampu menatap bisu setiap kenangan masa lalu. 

Mungkin kata yang kuukir tak seindah yang dia ucapkan. Mungkin senyum yang kulukis masih saja sama dimatamu. Mungkin apa yang kuberikan tak pernah memiliki nilai dimatamu. Pernahkah kamu melihatku bersama ketulusanku bukan dengan apa yang terlihat dimatamu ?
Aku tak pernah memaksamu untuk bisa mencintaiku selayaknya kamu mencintai yang lain. Aku hanya ingin kau anggap bersama ketulusanmu. Bukan hanya menjadi seseorang yang menjadi tumpuan masa lalu.
Setegar apa pun kata yang selalu kuucap, aku masih saja tetap sama. Aku wanita yang ingin juga dicintai, yang ingin juga diperjuangkan. Sekuat apapun aku menolak cinta itu seharusnya kamu tau hatiku tak pernah ingin mengatakan itu.
Tak pernah mengerti  dengan pertanyaan yang selalu kamu pertanyakan. Jika saja kamu selalu bertanya, apa alasanku mencintai seseorang ?.  Sampai sekarang pun masih akan tetap sama aku tak mengerti.
Sekuat apa angin yang mampu membuka matamu. Lihatlah aku disini yang sangat mengagumi mu. Kenapa kamu harus berpaling untuk orang yang pernah memberi  luka. Butakah matamu ? Tulikah kamu ?? Sehingga tak mampu melihat apa yang aku perjuangkan. Sehingga tak mampu mendengar setiap bisik doa yang aku senandungkan.
Sampai kapan pun aku akan tetap disini menunggumu. Meskipun banyak orang mengatakan aku Gadis Bodoh yang menunggu seseorang yang  tak pernah menungguku. Aku akan tetap berdiri disini. Menunggu...dan menunggu...

Ara_4147alry_RR